Popular Post

Posted by : Admin Kurumi Senin, 28 Maret 2016

Idola di Jepang (bahasa Jepang: aidoru アイドル) adalah artis terkenal yang dapat berkiprah dalam berbagai bidang, antara lain sebagai penyanyi, pemeran, tarento, atau seiyu. Istilah ini juga dipakai untuk sebagian penyanyi-pencipta lagu berusia muda yang memenuhi persyaratan untuk disebut idola.

Kata idola sudah dikenal dalam bahasa Inggris sejak pertengahan abad ke-13, berarti gambar dewa-dewi objek pemujaan paganisme. Asalnya dari bahasa Perancis Kuno idole yang berarti idola, gambar kuno, dewa pagan, diambil dari bahasa Latin Akhir, idolum yang berarti gambaran, (rohani, fisik), bentuk. Namun kata tersebut mengalami perubahan arti menjadi orang muda usia dan terkenal.

Perintis idolaSunting
Bintang pop Amerika Serikat Rudy Vallee yang mencetak lagu hit "My Blue Heaven" pada tahun 1921 sering disebut sebagai perintis idola. Pada 1940-an, Frank Sinatra mengukuhkan citra bintang idola setelah ia digila-gilai oleh kalangan perempuan muda pemakai kaus kaki semata kaki yang disebut bobby sock. Sinatra sendiri disebut idola generasi bobby soxer. Bintang idola pada tahun 1950-an adalah Elvis Presley, diteruskan oleh The Beatles pada 1960-an saat awal karier mereka.

Di Jepang, kata aidoru mulanya dipakai untuk artis luar negeri.Artis dalam negeri yang populer umumnya disebut sutaa (bahasa Inggris: star, bintang). Penyanyi cilik Hibari Misora serta pemeran cilik Sayuri Yoshinaga atau Mitsuo Hamada dikenal publik sebagai koyaku star (bintang pemeran cilik) atau seishun star (bintang remaja). Istilah seishun star misalnya sudah dipakai dalam film Aizen Katsura produksi 1938 oleh Shochiku. Kelompok penyanyi wanita yang populer saat itu berbentuk trio, yakni Sannin Musume (Hibari Misora, Chiemi Eri, Izumi Yukimura), Spark Sannin Musume (Mie Nakao, Yukari Itoh, Mari Sono).

Film Perancis Cherchez l'idole (judul Jepang: Aidoru o Sagase) diputar di Jepang pada tahun 1964. Pemerannya, Sylvie Vartan dan Mylène Demongeot yang perempuan muda serta imut, mendorong meluasnya penggunaan istilah aidoru untuk pemeran film dan artis yang berbeda dari orang biasa.

Kedatangan The Beatles di Jepang pada tahun 1966 menyebabkan generasi muda dilanda demam group sound yang dipopulerkan The Tigers dan The Tempters. Sebagai akibatnya, para bintang remaja perlahan-lahan mulai dilupakan orang, dan istilah aidoru mulai dipakai menggantikan istilah seishun star.

Idola 1970-an hingga 1980-anSunting
Kepopuleran group sound mulai surut pada tahun 1969 digantikan era idola tahun 1970-an. Citra idola dibentuk berdasarkan selera keindahan khas Jepang yang diungkapkan dalam penampilan kekanak-kanakan, imut, terasa akrab, serta mudah dijumpai sehari-hari.[7] Pada tahun 1980-an keberadaan idola sudah melekat dalam kehidupan masyarakat Jepang. Dari akhir Perang Dunia II hingga akhir tahun 1980-an, angka penjualan foto artis yang disebut bromida merupakan barometer kepopuleran bintang film dan idola di Jepang.

Sebutan aidoru kashu (penyanyi idola) dan kawaiko-chan kashu (penyanyi imut) sering dipakai pada tahun 1970-an untuk penyanyi muda belia dan masih murni. Mereka waktu itu menyanyikan lagu-lagu kayōkyoku dengan target penggemar usia muda. Kepopuleran mereka menjadi pendorong bermunculannya tarento muda usia, terutama sejak adanya acara televisi pencari bakat Star Tanjou!. Dari acara ini lahir bintang top tahun 1970-an seperti Pink Lady dan Momoe Yamaguchi. Kepopuleran mereka merupakan landasan untuk demam idola (aidoru boom) yang terjadi pada awal hingga pertengahan 1980-an. Dekade 1980-an melahirkan generasi penyanyi pop seperti Seiko Matsuda, Naoko Kawai, Akina Nakamori, Kyouko Koizumi, dan Tanokin Trio yang mulai aktif sebagai tarento. Sebutan aidoru akhirnya lekat kepada mereka. Satu-satunya misi penyanyi idola waktu itu adalah dapat muncul dalam acara musik spektakuler The Best Ten. Namun era aidoru kayoukyoku (lagu pop idola) yang membawa demam idola surut secara bertahap akibat kemunculan demam band tahap kedua yang antara lain dibawa oleh Boøwy dan Rebecca pada pertengahan 1980-an.

Sejak pertengahan 1990-an hingga sekarang, penggolongan idola menjadi sangat terinci. Istilah idola tidak hanya dipakai pada penyanyi idola, melainkan juga untuk tokoh terkenal dalam bidang keartisan lainnya, mulai dari pemeran idola (aidoru joyū), pengisi suara idola (aidoru seiyu), model bikini idola (gurabia aidoru), bintang iklan idola (CM aidoru), hingga idola acara varietas (variety aidoru).

Penganekaragaman idola wanitaSunting
Hingga pertengahan 1980-an, citra artis idola bagaikan bintang di langit yang jauh dari jangkauan rakyat biasa. Namun keadaan tersebut diputarbalikkan oleh grup idola Onyanko Club (Klub Anak Kucing) yang dilahirkan acara varietas Fuji TV Yūyake Nyan Nyan pada tahun 1985. Anggota Onyanko Club adalah gadis-gadis biasa yang sehari-harinya tidak berbeda dari teman sekelas di sekolah.

Sejumlah kecil idola seperti Hiroko Yakushimaru dan Momoko Kikuchi yang sesuai kebijakan agen mereka tidak dibolehkan untuk dipotret mengenakan bikini. Mereka diorbitkan sebagai penyanyi karena mereka tidak akan disebut idola top kalau rekaman mereka tidak laku. Namun, sejumlah idola yang rekamannya tidak begitu laku, seperti Mami Yamase, Miyuki Imori, Hiroko Moriguchi, Akiko Matsumoto, dan Naomi Matsui tampil di televisi sebagai bintang tamu acara varietas. Mereka kemudian dikenal sebagai idola acara varietas (baraeti aidoru, disingkat baradoru).

Idola model bikini (gurabia aidoru) dari agen artis Yellow Cab mendominasi dekade 1990-an dengan model-model yang mengandalkan tubuh berproporsi ideal seperti Reiko Katou dan Fumie Hosokawa. Meskipun demikian, model bikini seperti Agnes Lum sudah dikenal di Jepang sejak 1970-an.

Pemakaian label "idola" kemudian meluas ke profesi yang sebelumnya tidak mengenal idola, misalnya penyiar televisi wanita, pengisi suara wanita, pemeran wanita dalam tokusatsu (tidak memandang peran antagonis-protagonis dalam Serial Kamen Rider, Super Sentai, atau Serial Ultra), idola perempuan di bawah 15 tahun (U-15 aidoru atau idola junior), idola video dewasa (nudoru), dan penyanyi enka usia muda (endoru). Aktris yang menyandang sebutan idola, di antaranya Yuki Uchida, Ryoko Hirosue, dan Kyoko Fukada. Pada akhirnya, sebutan idola tidak lagi harus diperoleh setelah artis memiliki rekaman yang laris.

Dalam subbudaya Jepang masih dikenal lagi idola dalam berbagai bidang minat yang masing-masing memiliki penggemar tersendiri. Idola-idola seperti ini muncul setelah makin meluasnya jaringan televisi kabel dan DVD sebagai media rekam baru yang menyediakan sarana baru berekspresi. Beraneka macam idola lahir dari berbagai bidang, mulai dari idola dalam rakugo (rakudoru), perkeretaapian (tetsudoru), robot (robodoru), militer (miridoru), pasar saham (kabudoru), ikan (sakanadoru), hingga idola pertanian (nōdoru). Dalam dunia olahraga juga dikenal idola, di antaranya: Miwa Asao, Mao Asada, Aiko Uemura, pebulutangkis Kumiko Ogura-Reiko Shiota, Ai Fukuhara, Megumi Kurihara, dan Kana Oyama.

Idola tahun 1970-an
Istilah aidoru dikenal luas oleh orang Jepang sejak awal 1970-an setelah meluasnya penerimaan tayangan televisi berwarna. Setelah dikembalikannya Okinawa kepada Jepang pada 1972, pemotretan model bikini dapat dilakukan di luar ruang, meskipun di Jepang sedang musim dingin. Idola yang melakukan debutnya pada awal 1970-an di antaranya Saori Minami, Mari Amachi, dan Megumi Asaoka. Trio Minami, Amachi, Rumiko Koyanagi dijuluki "tiga besar perempuan", dan membentuk trio Shin San-nin Musume.

Ketika tampil pertama kali di acara Kouhaku Uta Gassen, 31 Desember 1971, Saori Minami diperkenalkan oleh pembawa acara Kiyoko Suizenji sebagai teen aidoru (idola remaja).

Penyanyi remaja waktu itu seperti Agnes Chan, Miyoko Asada, serta penyanyi acara Star Tanjou! (Junko Sakurada, Momoe Yamaguchi), sejak awalnya mereka sudah disebut aidoru. Stereotipe idola seperti dikenal sekarang ini diciptakan oleh trio idola Candies dan duo idola Pink Lady. Mereka mengorganisir penggemar fanatik dalam klub resmi, mengatur sorak-sorai yang sekarang dikenal sebagai otagei, menciptakan gaya baru penampilan panggung, dan memakai gaun panggung berwana putih berhiaskan renda dan jumbai-jumbai. Sejak adanya Hana no Chuusan Trio (Masako Mori, Junko Sakurada, Momoe Yamaguchi), gadis-gadis yang disebut idola, usianya juga makin muda.

Idola tahun 1980-anSunting
Dekade 1980-an merupakan masa keemasan idola wanita. Di Jepang bermunculan berbagai tipe penyanyi wanita dan grup idola. Ciri khas idola awal tahun 1980-an adalah slogan yang diberikan kepada setiap idola saat melakukan debutnya, misalnya: "Aku Ingin Memeluk Miss Sony" (Seiko Matsuda).

Angkatan 1980: Seiko Matsuda, Naoko Kawai, Junko Mihara, Yoshimi Iwasaki, Yoshie Kashiwabara.
Angkatan 1982: Akina Nakamori, Iyo Matsumoto, Kyoko Koizumi, Yuu Hayami, Chiemi Hori, Hidemi Ishikawa
Angkatan 1985: Onyanko Club (salah seorang anggota: Shizuka Kudō), Miho Nakayama, Minako Honda, Miyoko Yoshimoto, Yuki Saito, Yoko Minamino, Yui Asaka.
Pada paruh kedua tahun 1980-an ditandai dengan penyebutan umur idola, sebagai slogan, misalnya: "Eighteen" (Seiko Matsuda), Shōjo A atau "anak perempuan di bawah umur" (Akina Nakamori), atau Watashi wa 16-sai (Kyoko Koizumi).

Pada akhir 1980-an, kepopuleran penyanyi idola terus merosot digantikan oleh demam band musik rock. Mereka kehilangan pamor setelah acara musik satu per satu dihentikan penayangannya dari waktu utama di televisi. Sebagai pengganti mereka muncul idola acara varietas seperti Mami Yamase, Hiroko Moriguchi, Miyuki Imori, atau Akiko Matsumoto yang menampilkan kepribadian asli mereka dan tidak kalah menariknya dari para pelawak.

Idola tahun 1990-anSunting
Idola dekade 1990-an tidak lagi terbatas pada penyanyi, melainkan meluas ke idola iklan televisi, idola model majalah, idola bikini, dan sebagainya. Iklan televisi dikuasai oleh tiga model paling top yang disebut 3M (Rie Miyazawa, Alisa Mizuki, Riho Makise). Reiko Katou, Fumie Hosokawa, dan Mariya Yamada memulai karier sebagai idola model bikini di majalah-majalah sebelum dijadikan bintang iklan dan bintang tamu acara varietas. Sejak pertengahan 1990-an, kantor manajemen artis Horipro dikenal banyak menciptakan penyanyi idola dan pemeran wanita idola.

Dari tahun 1988 hingga 1993 dikenal sebagai era musim dingin para idola atau zaman es para idola. Generasi penerus Oyanko Club yang dihasilkan kursus pencarian bakat Otome Juku seperti CoCo dan para penyanyi idola harus mengakhiri karier "idola profesional" mereka. Penyanyi idola Yukiko Okada bunuh diri pada tahun 1986.[8]

Idola yang tampil di acara varietas harus berani "pasang badan". Dalam lakon pendek dan lucu, mereka harus memperlihatkan reaksi yang tidak kalah menariknya dari para pelawak, misalnya seperti skit yang dilakukan penyanyi Naoko Ken bersama para pelawak.

Pada pertengahan 1990-an, produser Tetsuya Komuro mengorbitkan sejumlah besar artis sebagai penyanyi idola. Dimulai dari Tomomi Kahala dan Ryoko Shinohara, keluarga besar Komuro bertambah dengan diorbitkannya artis-artis hasil didikan Okinawa Actors School seperti Namie Amuro dan Speed.

Pada paruh kedua 1990-an, acara varietas pencari bakat Asayan di TV Tokyo menghasilkan penyanyi idola baru, Ami Suzuki dan Morning Musume.

Idola tahun 2000-anSunting
Hello! Project yang diproduseri Tsunku melahirkan berbagai macam unit dan penyanyi idola, termasuk Morning Musume dan Aya Matsuura. Pada dekade 2000-an dikenal luas penyanyi idola seperti Ayumi Hamasaki dan Mika Nakashima. Pemeran wanita idola seperti Aya Ueto , Masami Nagasawa, Yui Aragaki, Maki Horikita memulai karier mereka dari model bikini. Acara varietas diramaikan oleh tarento idola seperti Shoko Nakagawa, Yuko Ogura, Chinatsu Wakatsuki, dan Aki Hoshino.

Pada paruh kedua tahun 2000-an, acara kuis televisi Quiz! Hexagon II di Fuji Television menampilkan idola berpengetahuan minim, seperti Mai Satoda, Suzanne, Yukina Kinoshita, Akina Minami, dan Misono. Mereka disebut obaka-aidoru, disingkat bakadoru (idola tolol).[9] Pada tahun 2006, Fuji Television juga membentuk grup idola Idoling!!! yang anggotanya direkrut dari berbagai agensi artis.

Grup penyanyi idola technopop Perfume bersaing dengan kedatangan grup idola K-pop asal Korea Selatan seperti SNSD dan Kara.

Yasushi Akimoto memproduseri grup idola AKB48 yang berpentas di Akihabara. Konsep AKB48 adalah idola yang dapat dijumpai setiap hari. Kesuksesan AKB48 tidak terlepas dari keberadaan para penggemar setia yang selalu mendukung idola yang menjadi favoritnya. Pada acara Kouhaku Utagassen di NHK 31 Desember 2007, AKB48 diperkenalkan sebagai idola dari Akihabara. Mereka tampil dalam satu segmen spesial yang disebut Medley Spesial: Budaya Mutakhir Kebanggaan Jepang yang dibawakan oleh idola otaku Shoko Nakagawa dan idola Amerika Serikat Leah Dizon. Mereka sebagai satu unit diperkenalkan sebagai idola Akiba-kei.

Menurut Yasushi Akimoto,

“Idola di Amerika sedapat-dapatnya adalah orang yang pandai bernyanyi. Idola di Jepang cenderung berarti batu permata yang belum diasah. Di Amerika pastinya tidak ada chika idol [idola bawah tanah][11] Kalau di Amerika, ketika audisi mereka sangat berani mengekspresikan diri. Di Jepang, memang ada peserta audisi yang dengan percaya diri menonjolkan kelebihan diri sendiri, tapi dengan begitu justru memberi kesan cuma itu [yang dia miliki]. Para kreator anggota juri justru lebih tertarik dengan peserta yang datang terburu-buru, baru pulang dari sekolah, rambut juga acak-acakan memperlihatkan penampilan alami. Kalau dirias dan dipakaikan kostum maka [anak itu] akan tampak bersinar....[12]”
SKE48 dibentuk pada tahun 2008 sebagai bagian pertama dari proyek ekspansi AKB48 di luar Tokyo. Teater SKE yang berada di Sunshine Sakae, Nagoya dijadikan tempat pentas rutin SKE48. Ketika AKB48 menguasai urutan pertama hingga ke-5 singel terlaris tahun 2011, SKE48 berhasil menempatkan singel "Pareo wa Emerald" sebagai singel terlaris nomor 9.

Dari empat mantan anggota Hello! Pro Egg, Tsunku mendirikan grup penyanyi idola S/mileage. Stardust Promotion membentuk Momoiro Clover Z.

Idola tahun 2010-anSunting
Proyek ekspansi kedua AKB48 diberi nama NMB48 karena berbasis di Namba, pusat hiburan dan belanja di kawasan Minami, Osaka. NMB48 dibentuk tahun 2010, dan sukses menempatkan tiga singel pertama mereka di nomor satu Oricon. Selain sebagai idola, anggotanya juga tampil sebagai pemeran di sandiwara komedi Yoshimoto Shin-kigeki.[14]

Berbagai konsep unik juga dimiliki oleh grup idola lainnya. Kelima anggota Bump.y adalah aktris sekaligus idola, termasuk Nanami Sakuraba. Perbedaan usia dan tinggi badan anggota yang tidak rata menyebabkan grup ini diberi nama bumpy.

Produser dari Super Girls, grup idola bentukan Avex Trax, adalah penggemar mereka sendiri. Konsepnya adalah "idola yang dibesarkan oleh kita sekalian". Penggemar menentukan sendiri masa depan idola mereka, termasuk desain sampul CD, posisi tengah depan, dan pilihan lagu. Super Girls memenangi Japan Record Award ke-53 sebagai Artis Pendatang Baru Terbaik 2011.[15] Avex Trax juga mengumpulkan gadis-gadis belia sebagai Tokyo Girls' Style. Mereka merilis album dalam bahasa Mandarin di Taiwan dan Hong Kong.[16] Stasiun kabel televisi Nolife di Perancis memakai mereka sebagai pembawa acara Japan in Motion.[17]

Kehidupan di sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler merupakan tema Sakura Gakuin. Anggotanya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seperti unit baton twirling (Twinklestars), unit heavy metal (Babymetal), dan unit pulang ke rumah (Sleepiece). Keanggotaan dibatasi hingga anggotanya duduk di kelas 3 sekolah menengah pertama. Bila sudah lulus SMP, berarti mereka harus lulus dari Sakura Gakuin.[18]

Nogizaka46 dibentuk oleh produser AKB48 Yasushi Akimoto dengan maksud menjadikannya rival resmi AKB48. Anggotanya disaring dari banyak pelamar. Anggota generasi pertama sejumlah 33 orang dipilih dari 38.934 pelamar[19], sedangkan anggota awal AKB48 dipilih dari 7.924 pelamar.

Dalam dunia bisnis hiburan Jepang, munculnya bintang idola pria terjadi pada masa keemasan film layar lebar tahun 1950-an. Mereka disebut new face (wajah baru) dari perusahaan film Toho dan Nikkatsu. Anggota band group sounds adalah idola pada tahun 1960-an.

Dekade 1970-an melahirkan tiga besar bintang pop (shin-gosan ke), Hiromi Go, Hideki Saijo, dan Goro Noguchi. Grup-grup pria idola dari Johnny & Associates mendominasi dunia musik pop sejak tahun 1980-an. Para anggota grup idola Johnny & Associates yang dikenal sebagai Johnny's aidoru diterjunkan sebagai tarento dalam acara-acara varietas sejak tahun 1990-an. Di layar perak, anggota SMAP sukses sebagai pemeran laris, terutama Takuya Kimura. Era keemasan Johnny & Associates mengorbitkan sejumlah besar grup idola, beberapa di antaranya, Da Pump dan W-inds. bahkan populer di luar Jepang.

Junon Superboy Contest yang diadakan sejak 1988 melahirkan pemeran pria idola, di antaranya Teppei Koike dan Junpei Mizobata. Pemeran-pemeran pria dalam Serial Kamen Rider dan Super Sentai, serta seiyu muda yang mengisi suara anime lepas tengah malam juga meraih status idola.

Idola tahun 1960-anSunting
Dekade 1960-an didominasi Yujiro Ishihara yang menyanyi dan membintangi film produksi Nikkatsu. Namun istilah aidoru belum dikenal saat itu, bahkan setelah munculnya tiga besar penyanyi top, Yukio Hashi, Kazuo Funaki, dan Teruhiko Saigo. Penyanyi top awal 1960-an di antaranya grup paduan suara 3 Funkies, dan Teruhiko Aoi yang terus aktif di dunia seni peran hingga kini. Pada paruh kedua 1960-an, Jepang dilanda demam group sounds yang dibawa The Spiders (Monsieur Kamayatsu, Masaaki Sakai, Jun Inoue) dan The Tigers (Kenji Sawada).

Idola tahun 1970-anSunting
Dekade 1970-an adalah milik tiga besar baru penyanyi top (shin-gosanke), Go Hiromi, Hideki Saijo, dan Goro Noguchi yang diorbitkan sebagai aidoru. Meskipun secara de facto The Tigers sudah bubar, Kenji Sawada terus berkarier solo, termasuk membawakan acara musik The Best Ten. Perintis grup pria idola dari Johnny & Associates adalah Four Leaves yang bersaing dengan Finger Five lima bersaudara dari Okinawa (T. Akira adalah salah seorang anggotanya). Citra idola pria dari dekade 1970-an adalah "pangeran penunggang kuda putih". Seperti halnya pada idola wanita waktu itu, mereka bagaikan bintang di langit yang tidak terjangkau orang biasa.

Idola tahun 1980-anSunting
Setelah berperan sebagai siswa dalam drama Kinpachi-sensei yang ditayangkan tahun 1979, Toshihiko Tahara, Yoshio Nomura, Masahiko Kondo diorbitkan Johnny & Associates sebagai Tanokin Trio yang banyak menghasilkan lagu hit. Dekade 1980-an merupakan masa keemasan bagi Shibugakitai, Hikaru Genji, dan Shonentai yang semuanya adalah grup idola Johnny & Associates. Namun akhir 1980-an terbukti sebagai "zaman es para idola", sebagian dari mereka tidak mampu bertahan. Pemeran cilik idola Yoshiaki Takahashi sempat populer sebelum mati muda dalam usia 16 tahun akibat kecelakaan lalu lintas.

Idola tahun 1990-anSunting
Hingga pertengahan 1990-an, Hikaru Genji bertahan sebagai grup idola hingga muncul junior mereka, SMAP. Sejak awal debut mereka, anggota SMAP sudah diterjunkan ke acara-acara varietas sebelum akhirnya memiliki acara varietas sendiri SMAP×SMAP. Grup pria idola terbukti merupakan tambang emas bagi Johnny & Associates yang kemudian berturut-turut meluncurkan grup-grup idola pria seperti KinKi Kids, Tokio, dan V6, diikuti unit idola lainnya. Anggota-anggotanya tidak hanya menyanyi melainkan aktif sebagai tarento dalam acara-acara varietas.

Idola tahun 2000-anSunting
Sejak memulai debutnya pada tahun 2000, grup vokal dan tari, Exile terus memoles diri sebagai idola. Mereka menambah anggota-anggota baru dan menerjunkannya ke berbagai bidang. Exile bersaing dengan boy band gelombang Korea, seperti TVXQ dan Big Bang yang meskipun tidak ikut ke acara varietas, tetap populer hanya karena musik-musik mereka. Anggota Arashi dikenal luas tidak hanya dengan lagu-lagu hit mereka, melainkan juga wajah-wajah mereka yang sehari-harinya akrab di kalangan pemirsa televisi.

Acara kuis televisi melahirkan idola "tolol" yang menjawab pertanyaan kuis secara asal-asalan. Beberapa orang di antaranya membentuk grup pria idola Shuuchishin.

Aktor tokusatsu populer juga menyandang predikat idola, misalnya Hiro Mizushima dan Takeru Sato dari Heisei Kamen Rider Series, Masaru Nagai dan Tori Matsuzaka. Seiyu idola di antaranya pemeran utama serial anime Mobile Suit Gundam 00 dan Death Note, Mamoru Miyano dan Takahiro Sakurai dari Black Butler.

Idola di dunia olahraga adalah pitcher Yuki Saito dan pegolf Ryo Ishikawa. Keduanya memiliki julukan sendiri, "Pangeran Saputangan" (Hankachi Oji) dan "Pangeran Pemalu" (Hanikami Oji).

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © PHOENIX - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -